PRODUK SOSIAL
Social Marketing secara
sederhana diartikan sebagai strategi untuk mengubah sikap dan perilaku
sosial. Social marketing atau pemasaran sosial muncul karena adanya
berbagai macam permasalahan sosial yang membutuhkan suatu cara pencegahan
dan cara-cara pencegahan permasalahan sosial tersebut diwujudkan dalam
bentuk kampanye sosial. Social marketing tidak ditujukan untuk mencari
profit (laba), tetapi bertugas untuk meningkatkan kemampuan
mengomunikasikan gagasan-gagasan yang nantinya akan dilemparkan kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Social
Marketing bekerja dengan ‘menjual’ produk-produk sosial kepada
masyarakat. Produk-produk sosialnya dapat berupa ide sosial, praktek
sosial dan tangible object.
Produk-Produk Sosial : produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat tersebut.
1. Ide Sosial
Ide sosial adalah sebuah gagasan yang muncul karena adanya
permasalahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Misalnya,
wabah flu burung yang terjadi di Indonesia sosialisasi penyakit flu
burung melalui media televisi, radio maupun seminar-seminar. beberapa
waktu yang lalu. Dari permasalahan ini muncul ide sosial, yaitu
bagaimana mencegah penyebaran virus flu burung dan cara untuk meredakan
kepanikan masyarakat terhadap penyakit flu burung tersebut. Lalu
dibuatlah kampanye
Ide sosial itu sendiri terbagi ke dalam tiga
bentuk, yaitu kepercayaan, sikap dan nilai. Masing-masing bentuk dari
ide sosial tersebut akan dijelaskan satu persatu di bawah ini.
a.
Kepercayaan (belief) adalah sebuah persepsi yang diambil sekitar hal-hal
faktual, suatu hal yang tidak membutuhkan evaluasi secara kritis.
Misalnya, dalam suatu kampanye sosial mengenai penyakit AIDS ditanamkan
kepercayaan bahwa perilaku seks bebas pada akhirnya akan memudahkan
seseorang terkena virus mematikan tersebut dan apabila terserang
penyakit tersebut, penderita harus siap dengan resiko kematian. Selain
itu, contoh lainnya adalah dalam kampanye anti narkoba yang terkenal
dengan ungkapan “ Stop Narkoba atau Mati Sia-Sia, Say No to Drugs”.
Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa narkoba membahayakan kesehatan dan
akan berujung pada kematian.
b. Sikap (attitude) adalah evaluasi positif atau negatif terhadap orang, objek, ide atau peristiwa.
Misalnya, iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh PLN. Dalam iklan
tersebut masyarakat dianjurkan untuk mematikan lampu pada pukul
17.00-22.00. Iklan tersebut menghimbau masyarakat untuk menentukan sikap
dalam rangka penghematan Bahan Bakar Minyak.
c. Nilai (value)
adalah keseluruhan ide mengenai suatu hal yang baik atau salah. Masalah
nilai biasanya menyangkut masalah hak asasi manusia.
Misalnya,
konflik ras yang terjadi di Amerika. Ras kulit hitam dipandang lebih
rendah dari ras kulit putih. Oleh karena itu, dibuatlah kampanye anti
rasialisme dimana semua ras dipandang sama tanpa membeda-bedakan satu
sama lain. Selain itu, banyak artis-artis mancanegara menuangkan ide
anti rasialisme di dalam lirik lagunya untuk mengubah nilai-nilai yang
selama ini dianut oleh masyarakat.
2. Praktek Sosial
Praktek sosial atau pelatihan sosial pada dasarnya bukanlah produk sosial, melainkan cara untuk mempromosikan ide sosial.
a. Act
Act atau aksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan kampanye sosial tersebut kepada publik.
- Single Act
Single act atau aksi perorangan adalah tindakan yang dilakukan
individu secara perseorangan. Misalnya, dalam sosialisasi Pemilihan Umum
diharapkan keikutsertaan individu untuk memberikan hak pilihnya kepada
salah satu kandidat calon legislatif dan calon presiden. Hal ini tentu
dapat mengajak orang lain untuk ikut memberikan suara pada pemilu.
- Sustain Act
Sustain Act cenderung kepada tindakan tambahan untuk menyokong suatu
kampanye sosial yang dilakukan terus menerus atau berkelanjutan.
Misalnya, Seminar-seminar atau kampanye mengenai pelaksanaan Keluarga
Berencana terus digalakkan untuk menekan angka kelahiran bayi di
Indonesia.
b. Behavior
Behavior mengacu pada perilaku
seseorang atau masyarakat terhadap suatu permasalahan sosial.
Misalnya,
tindakan orang yang memberhentikan dirinya dari merokok dan tidak akan
mengulangi perilakunya tersebut.

3. Produk Kasat Mata (tangible object)
Adalah produk fisik yang menyertai kampanye sosial. Tangible object ini
merupakan alat yang dilibatkan untuk mencapai suatu tujuan perubahan
sosial. Kita dapat mengambil contoh produk oralit yang dikeluarkan dinas
kesehatan dengan tujuan untuk membantu mengobati penyakit diare,
kampanye penggunaan masker sebagai antisipasi pada penyakit pernapasan,
pembelian dan penanaman baby tree dalam rangka mengurangi efek pemanasan
global dan lain-lain. Yang bertindak sebagai tangible object pada
contoh di atas adalah oralit, masker dan baby tree.
Berdasarkan
penjelasan di atas produk-produk social marketing biasanya berkaitan
dengan masalah di bidang kesehatan (kekurangan gizi, penerapan keluarga
berencana), bidang pendidikan ( pemberantasan buta huruf), bidang
lingkungan (pencemaran lingkungan) dan lain-lain. Produk-produk tersebut
akan dihadirkan di tengah-tengah masyarakat dengan menggunakan teknik
dan strategi pemasaran yang dapat mendorong terciptanya perubahan
sosial. Namun, mengubah perilaku dan pandangan masyarakat bukanlah hal
yang mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu,
konsep social marketing membutuhkan strategi kompleks dengan melakukan
berbagai penelitian lebih dahulu demi terciptanya perubahan perilaku
masyarakat.
Terdapat 3 tipe produk social,yaitu:
1. Social Idea
Tipe produk social pertama adalah Gagasan Sosial berupa suatu kepercayaan (belief), sikap (attitude), atau nilai (value).
2. Social Practice
Tipe produk social kedua adalah Praktik Sosial berupa peristiwa yang
terjadi akibat aksi perorangan, seperti yang ditunjukkan pada vaksinasi
atau keikutsertaan (partisipasi politik) dalam pemilihan umum. Juga bisa
berupa pola perilaku yang sukar dirubah.
3. Social Difference
Tipe produk social ketiga adalah suatu tujuan perubahan social yang
melibatkan produk kasat mata (tangible product) Produk tangible menunjuk
pada produk fisik yang menyertai suatu kampanye social. Seperti
pilkontrasepsi atau kondom yaitu alat-alat yang berguna dalam
menyempurnakan praktik social, dalam konteks praktik keluarga berencana.
SUMBER:
http://djoko66.wordpress.com/2009/10/konsep-produk-dalam-pemasaran-sosial.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran_sosial