Selasa, 25 Desember 2012

PRODUK SOSIAL


PRODUK SOSIAL



Social Marketing secara sederhana diartikan sebagai strategi untuk mengubah sikap dan perilaku sosial. Social marketing atau pemasaran sosial muncul karena adanya berbagai macam permasalahan sosial yang membutuhkan suatu cara pencegahan dan cara-cara pencegahan permasalahan sosial tersebut diwujudkan dalam bentuk kampanye sosial. Social marketing tidak ditujukan untuk mencari profit (laba), tetapi bertugas untuk meningkatkan kemampuan mengomunikasikan gagasan-gagasan yang nantinya akan dilemparkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Social Marketing bekerja dengan ‘menjual’ produk-produk sosial kepada masyarakat. Produk-produk sosialnya dapat berupa ide sosial, praktek sosial dan tangible object.
Produk-Produk Sosial : produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat tersebut.





1. Ide Sosial
Ide sosial adalah sebuah gagasan yang muncul karena adanya permasalahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Misalnya, wabah flu burung yang terjadi di Indonesia sosialisasi penyakit flu burung melalui media televisi, radio maupun seminar-seminar. beberapa waktu yang lalu. Dari permasalahan ini muncul ide sosial, yaitu bagaimana mencegah penyebaran virus flu burung dan cara untuk meredakan kepanikan masyarakat terhadap penyakit flu burung tersebut. Lalu dibuatlah kampanye
Ide sosial itu sendiri terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu kepercayaan, sikap dan nilai. Masing-masing bentuk dari ide sosial tersebut akan dijelaskan satu persatu di bawah ini.

a. Kepercayaan (belief) adalah sebuah persepsi yang diambil sekitar hal-hal faktual, suatu hal yang tidak membutuhkan evaluasi secara kritis.
Misalnya, dalam suatu kampanye sosial mengenai penyakit AIDS ditanamkan kepercayaan bahwa perilaku seks bebas pada akhirnya akan memudahkan seseorang terkena virus mematikan tersebut dan apabila terserang penyakit tersebut, penderita harus siap dengan resiko kematian. Selain itu, contoh lainnya adalah dalam kampanye anti narkoba yang terkenal dengan ungkapan “ Stop Narkoba atau Mati Sia-Sia, Say No to Drugs”. Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa narkoba membahayakan kesehatan dan akan berujung pada kematian.

b. Sikap (attitude) adalah evaluasi positif atau negatif terhadap orang, objek, ide atau peristiwa.
Misalnya, iklan layanan masyarakat yang dibuat oleh PLN. Dalam iklan tersebut masyarakat dianjurkan untuk mematikan lampu pada pukul 17.00-22.00. Iklan tersebut menghimbau masyarakat untuk menentukan sikap dalam rangka penghematan Bahan Bakar Minyak.

c. Nilai (value) adalah keseluruhan ide mengenai suatu hal yang baik atau salah. Masalah nilai biasanya menyangkut masalah hak asasi manusia.
Misalnya, konflik ras yang terjadi di Amerika. Ras kulit hitam dipandang lebih rendah dari ras kulit putih. Oleh karena itu, dibuatlah kampanye anti rasialisme dimana semua ras dipandang sama tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Selain itu, banyak artis-artis mancanegara menuangkan ide anti rasialisme di dalam lirik lagunya untuk mengubah nilai-nilai yang selama ini dianut oleh masyarakat.

2. Praktek Sosial
Praktek sosial atau pelatihan sosial pada dasarnya bukanlah produk sosial, melainkan cara untuk mempromosikan ide sosial.

a. Act
Act atau aksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan kampanye sosial tersebut kepada publik.


- Single Act
Single act atau aksi perorangan adalah tindakan yang dilakukan individu secara perseorangan. Misalnya, dalam sosialisasi Pemilihan Umum diharapkan keikutsertaan individu untuk memberikan hak pilihnya kepada salah satu kandidat calon legislatif dan calon presiden. Hal ini tentu dapat mengajak orang lain untuk ikut memberikan suara pada pemilu.
- Sustain Act
Sustain Act cenderung kepada tindakan tambahan untuk menyokong suatu kampanye sosial yang dilakukan terus menerus atau berkelanjutan. Misalnya, Seminar-seminar atau kampanye mengenai pelaksanaan Keluarga Berencana terus digalakkan untuk menekan angka kelahiran bayi di Indonesia.

b. Behavior
Behavior mengacu pada perilaku seseorang atau masyarakat terhadap suatu permasalahan sosial.


Misalnya, tindakan orang yang memberhentikan dirinya dari merokok dan tidak akan mengulangi perilakunya tersebut.

3. Produk Kasat Mata (tangible object)



Adalah produk fisik yang menyertai kampanye sosial. Tangible object ini merupakan alat yang dilibatkan untuk mencapai suatu tujuan perubahan sosial. Kita dapat mengambil contoh produk oralit yang dikeluarkan dinas kesehatan dengan tujuan untuk membantu mengobati penyakit diare, kampanye penggunaan masker sebagai antisipasi pada penyakit pernapasan, pembelian dan penanaman baby tree dalam rangka mengurangi efek pemanasan global dan lain-lain. Yang bertindak sebagai tangible object pada contoh di atas adalah oralit, masker dan baby tree.
Berdasarkan penjelasan di atas produk-produk social marketing biasanya berkaitan dengan masalah di bidang kesehatan (kekurangan gizi, penerapan keluarga berencana), bidang pendidikan ( pemberantasan buta huruf), bidang lingkungan (pencemaran lingkungan) dan lain-lain. Produk-produk tersebut akan dihadirkan di tengah-tengah masyarakat dengan menggunakan teknik dan strategi pemasaran yang dapat mendorong terciptanya perubahan sosial. Namun, mengubah perilaku dan pandangan masyarakat bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, konsep social marketing membutuhkan strategi kompleks dengan melakukan berbagai penelitian lebih dahulu demi terciptanya perubahan perilaku masyarakat.


Terdapat 3 tipe produk social,yaitu:
1. Social Idea

Tipe produk social pertama adalah Gagasan Sosial berupa suatu kepercayaan (belief), sikap (attitude), atau nilai (value).



2. Social Practice
Tipe produk social kedua adalah Praktik Sosial berupa peristiwa yang terjadi akibat aksi perorangan, seperti yang ditunjukkan pada vaksinasi atau keikutsertaan (partisipasi politik) dalam pemilihan umum. Juga bisa berupa pola perilaku yang sukar dirubah.



3. Social Difference
Tipe produk social ketiga adalah suatu tujuan perubahan social yang melibatkan produk kasat mata (tangible product) Produk tangible menunjuk pada produk fisik yang menyertai suatu kampanye social. Seperti pilkontrasepsi atau kondom yaitu alat-alat yang berguna dalam menyempurnakan praktik social, dalam konteks praktik keluarga berencana.

SUMBER:
http://djoko66.wordpress.com/2009/10/konsep-produk-dalam-pemasaran-sosial.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran_sosial

Manusia dan Bakat Lingkungan


MANUSIA DAN BAKAT LINGKUNGAN

Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia. Manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan baik dalam segi Fisiologis maupun dalam segi Psikologis. Faktor-faktor yang menentukan perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat-pendapat itu menimbulkan bermacam-macam teori yang lain, bahkan ada yang bertentangan satu dengan yang lain. Teori – teori perkembangan tersebut antara lain:
a) Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh factor-faktor Natives, yaitu faktor-faktor keturunanyang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu, dan sifst—sifat inilah yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan, sedangkan factor lain yaitu lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini dikemuikakan oleh Schopenhour (Bigot, dkk. 1950).
 
b) Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seorang individu akan di tentukan oleh pengalaman-pengalamannya (bisa berupa Pendidikan) yang di peroleh selama perkembangan individu itu. Menurut teori ini, manusia yang dilahirkan bisa di ibaratkan sebagai kertas atau meja yang putih bersih dan belum ada tulisan apapun. Akan menjadi apakah individu itu kemudian tergantung kepada apa yang akan dituliskan di atasnya. Karena itu peranan para pendidik dalam hal ini sangat berpengaruh besar. Pendidikanlah yang akan menentukan keadaan individu itu di kemudian hari. Teori ini di kemukakan oleh John Locke juga sering dikenal dengan teori tabularasa, yang memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peran.
Apabila dicermati, teori ini merupakan teori yang bertentangan dengan teori Nativisme.
 
c) Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan (Konvergensi) dari kedua teori diatas tersebut. Teori ini dikemukakan oleh William Stern, baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting didalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan di tentukan baik oleh factor yang dibawa sejak lahir (endogen) maupun factor lingkungan (pengalaman dan pendidikan) yang merupakan factor eksogen.
Dari ketiga teori diatas, teori Konvergensilah yang merupakan teori yang di terima oleh para ahli pada umumnya, sehingga teori yang di kemukakan oleh W. Stern merupakan salah satu hukum perkembangan individu disamping adanya hukum-hukum perkembangan yang lain.
Hubungan Manusia/Individu dengan Lingkungannya
Telah dikemukakan dalam teori konvergensi bahwa lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu dan teori ini pada umumnya menunjukan kebenarannya. Lingkungan secara garis besar dapat dibedakan menjadi Lingkungan Fisik Yaitu berupa alam, misalnya tanah, keadaan musim dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu, Lingkungan Sosial Yaitu merupakan lingkungan masyarakat yang adanya interaksi individu satu dengan individu lain. Keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu. Lingkungan Sosial biasanya dibedakan:
 
• Lingkungan Sosial Primer: Yaitu lingkungan social dengan adanya hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota yang lain.

• Lingkungan Sosial Skunder: Yaitu lingkungan social yang hubungan anggota satu dengan yang lain agak longgar.
Hubungan individu dengan lingkungannnya ternyata tidak hanya berjalan searah tetapi terdapat hubungan yang saling timbal balik yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu dan begitu pula sebaliknya. Bagaimana sikap individu terhadap lingkungan dapat dipaparkan sebagai berikut:
 
a. Individu Menolak atau menentang lingkungan. Dalam keadaan ini lingkungan tidak sesuai dengan yang ada didalam diri individu.

b. Individu menerima lingkungan.dalam hal ini lingkungan sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri individu atau individu merasa cocok dengan lingkungan tersebut.

c. Individu bersikap Netral. Dalam hal iniindividu tidak menerima tetapi juga tidak menolak. Individu dalam keadaan status quo terhadap lingkungan.
 

Pembawaan dan Lingkungan 

• Pembawaan
Pembawaan adalah suatu konsep yang dipercayai/dikemukakan oleh orang-orang yang mempercayai adanya potensi dasar manusia yang akan berkembang sendiri atau berkembang dengan berinteraksi dengan lingkungan. Ada pula istilah lain yang biasa diidentikkan dengan pembawaan, yakni istilah keturunan dan bakat. Sebenarnya ketiga istilah tersebut tidaklah persis sama pengertiannya. Pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan). Pembawaan adalah seluruh potensi yang terdapat pada individu dan pada masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan.
Manusia itu sejak dilahirkan telah mempunyai kesanggupan untuk dapat berjalan, mempunyai potensi untuk berkata-kata dan lain-lain. Potensi-potensi yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tentu saja tidak begitu saja dapat diwujudkan. Untuk dapat diwujudkan menjadi sebuah kenyataan, potensi-potensi tersebut harus mengalami perkembangan serta membutuhkan latihan-latihan. Tiap-tiap potensi mempunyai masa kematangan sendiri-sendiri.
Pembawaan tersebut berupa sifat, ciri, dan kesanggupan yang biasa bersifat fisik atau bisa juga yang bersifat psikis (kejiwaan). Warna rambut, bentuk mata, dan kemampuan berjalan adalah contoh sifat, ciri, dan kesanggupan yang bersifat fisik. Sedangkan sifat malas, lekas marah, dan kemampuan memahami sesuatu dengan cepat adalah sifat-sifat psikis yang mungkin berasal dari pembawaan. Pembawaan yang bermacam-macam itu tidak berdiri sendiri-sendiri, yang satu terlepas dari yang lain. Seluruh pembawaan yang terdapat dalam diri seseorang merupakan keseluruhan yang erat hubungannya satu sama lain; yang satu menentukan, mempengaruhi, menguatkan atau melemahkan yang lain. Manusia tidak dilahirkan dengan membawa sifat-sifat pembawaan yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi merupakan struktur pembawaan. Struktur pembawaan itu menentukan apakah yang mungkin terjadi pada seseorang. 
 
• Lingkungan (Environment) 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata lingkungan berarti “semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia dan hewan`` .Dalam konteks pendidikan, objek pengaruh tentu saja dibatasi hanya pada pertumbuhan manusia, tidak mencakup pertumbuhan hewan. Oleh karena itu, M. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan di dalam pendidikan ialah setiap pengaruh yang terpancar dari orang-orang lain, bintang, alam, kebudayaan, agama, adat-istiadat, iklim, dsb, terhadap diri manusia yang sedang berkembang.

Menurut penulis, mungkin yang dimaksud Ngalim dalam definisi di atas adalah pengaruh lingkungan (bukan lingkungan). Dengan asumsi ini maka lingkungan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi perkembangan diri manusia, yakni orang-orang lain (individu atau masyarakat), binatang, alam, kebudayaan, agama, adat- istiadat, iklim, dsb. Kata lingkungan dalam pengertian umum, berarti segala sesuatu yang ada disekitar kita. Sedangkan dalam lingkup pendidikan, arti lingkungan sangat luas yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri manusia dan yang mempunyai arti bagi perkembangannya serta senantiasa memberikan pengaruh terhadap dirinya. Jika lingkungan tersebut berupa faktor yang dengan sengaja diciptakan oleh pendidik, maka disebut lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mengitari manusia sejak dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Antara lingkungan dan manusia ada pengaruh yang timbal balik, yang keduanya tidak dapat dipisahkan.
Dalam ilmu psikologi, lingkungan disebut dengan environment (Milieu). Jadi bukan surrounding yang berarti keadaan sekeliling saja. Karena kata environment mencakup semua faktor di luar diri manusia yang mempunyai arti bagi dirinya, dalam arti memungkinkan untuk memberikan reaksi pada diri manusia tersebut. 
Jadi antara kita (manusia) dan lingkungan terjadi interaksi yang terus menerus.
Lingkungan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
 
a. Lingkungan fisik (physical environment)
Yaitu lingkungan / segala sesuatu di sekitar kita yang berupa benda mati, misalnya: rumah, kendaraan, udara, air dan sebagainya.
b. Lingkungan biologis
Yaitu lingkungan yang berupa makhluk hidup, lingkungan ini dibedakan menjadi 2, yaitu lingkungan tumbuh-tumbuhan dan lingkungan hewan.
c. Lingkungan abstrak
Semua hal yang abstrak juga bisa dimasukkan dalam lingkungan, jika hal tersebut telah menyatu dengan manusia. Termasuk semua hal yang abstrak, misalnya: pengetahuan, kesenian, kebudayaan, nilai kehidupan seperti aturan-aturan pergaulan, tata krama, sopan santun dan sebagainya.

Sedangkan Sartain membagi lingkungan itu menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Lingkungan alam/luar ( external or physical enviroment ),
2. Lingkungan dalam ( internal enviroment ), dan
3. Lingkungan sosial/masyarakat ( social enviroment ). 

Lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar dari kehidupan manusia. Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan asing baginya. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya. Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, sementara lingkungan yang buruk akan membentuk sifat dan perilaku yang buruk pula. Anak-anak berkembang dari suatu hubungan interaksi antara gerakan-gerakan dalam dan kondisi lingkungan luar.
Akal memang bagian diri manusia yang dikaruniakan Tuhan sejak kita lahir. Dengan akal ini manusia dapat berfikir, namun akal tidak akan berguna apabila tidak ada lingkungan disekitarnya yang akan diubah. Dengan kata lain lingkungan akan mengubah dan membentuk prilaku manusia yang ada di dalamnya. Manusia akan berinteraksi dan berusaha untuk bertahan dalam lingkungan dimana dia berada. Salah satu usaha yang harus dilakukan adalah mengubah perilaku sesuai lingkungan tempat tinggalnya sehingga dia akan bisa terus bertahan didalam lingkungan tersebut


SUMBER:
http://florensiaangela.wordpress.com/2011/03/31/kesehatan-mental/
http://ebookbrowse.com/hubungan-manusia-dan-lingkungan-pdf-d332012125
http://tonkin069.wordpress.com/kuliah/psikologi-pendidikan/bab-ii-manusia-dan-lingkungannya/
http://ebookbrowse.com/makalah-hubungan-manusia-dengan-lingkungan-dilihat-dari-aspek-sosial-budaya-pdf-d354567272